Posted by : ahmad adzkiya Jumat, 08 Juni 2012



Bottom of Form
Mengenal Metode Dakwah Fardiyah

Dakwah fardiyah ialah ajakan atau seruan kejlan Allah yang dilakukan seorang da’I (penyeru) kepada orang lain secara individuual, dengan tujuan memindahkan mad’u (yang diseru) pada keadaan yang lebih baik dan diridhoi Allah SWT.

Perbaiki Diri Lalu Menyeru Orang Lain
Apa itu metode dakwah fardiyah? Sebelum Anda memahami metode dakwah yang satu ini, ada baiknya Anda mengetahui prinsip awal seseorang yang akan melakukan dakwah fardiyah. Dakwah merupakan amalan mulia yang harus dikerjakan oleh jiwa-jiwa yang memahami karakteristik dakwah itu sendiri.
Dakwah bukan pekara asal bicara lantas mengajak dan menyuruh orang untuk berbuat baik, dengan mengabaikan subjek pelaku dakwah itu sendiri. Dakwah yang bernilai dan memiliki kekuatan adalah dakwah yang dilakukan oleh orang-orang yang telah lebih dahulu sukses mendakwahi dirinya.
Namun sebagian orang justru menjadikan ini alasan untuk enggan berdakwah. Seseorang selalu menganggap dirinya kurang dan selalu belum layak untuk menyampaikan sesuatu. Padahal dakwah itu butuh ‘paksaan’ keinginan. Siapa yang ingin berdakwah niscaya dia juga akan termotivasi untuk melakukan kebaikan atas dirinya terlebih dahulu, barulah orang lain.
Sebab seorang da’i adalah cerminan pribadi contoh bagi objek dakwah, jika ia sendiri gagal mendakwahi dirinya, bagaimana mungkin ia bisa mengajak orang lain. Lantas bagaimana dengan metode dakwah fardiyah itu sendiri?
Dakwah Fardiyah dan Tahapannya
Ada banyak beragam metode dakwah yang dilakukan ummat Islam saat ini. Ada yang menggunakan sistem jaulah, pergi dari satu tempat ke tempat lain untuk melakukan syiar Islam. Ada yang berseru lantang mendirikan khilafah islamiyah, ada juga yang tak henti-henti berseru meluruskan akidah ummat, dan sebagainya.
Metode dakwah fardiyah merupakan metode yang menekankan pada pendekatan personal antara subjek dan objek dakwah. Kedekatan yang dibangun akan menimbulkan kedekatan hati, dan kedekatan hati tersebut akan memunculkan cinta. Dakwah fardiyah meyakini bahwa perubahan seseorang ke arah yang lebih baik membutuhkan proses, tidak bisa instan dan serta merta. Begitu pun dalam mewujudkan kehidupan Islam dan menegakkan hukum-hukum Islam, segalanya butuh proses dan waktu.
Oleh sebab itulah dikenal karakteristik bahwa jalan dakwah itu panjang dan berliku-liku. Hanya bisa dilalui oleh orang-orang yang memahami dan sabar dengan segala macam ujian dan hambatannya.
Sebelum melakukan dakwah fardiyah, hal pertama yang perlu dilakukan oleh subjek dakwah adalah mengenal medan atau kondisi ummat yang akan didakwahi. Hal ini bertujuan agar pelaku dakwah tidak terkejut dan mudah menyerah dengan hambatan dan rintangan yang akan ia hadapi.Metode dakwah fardiyah melalui beberapa tahan proses, berikut tahapan-tahapan dakwah fardiyah tersebut;
1.   Mengenal dan membina hubungan yang baik dengan para objek dakwah
2.   Ketika interaksi sudah terbina dengan baik, mulailah mengarahkan pembicaraan pada nilai-nilai keimanan.
3.   Membantu memperbaiki kondisi objek dakwah, mulai mengenalkan hal-hal dan suasana yang bernuansa ketaatan kepada Allah SWT dan berbagai bentuk ibadah wajib.
4.   Memberikan penjelasan tentang hakikat ibadah secara komprehensip dan menyeluruh. Menjelaskan urgensi niat dalam setiap amalan yang dikerjakan, dan setiap pekerjaan yang dilakukan hendaklan mengikuti ketentuan syariah yang benar.
5.   Memberikan pengertian bahwa keberadaan kita tidak cukup hanya dengan keislaman diri kita sendiri, tanpa mempedulikan nasib dan kondisi saudara-saudara kita yang lain. Tumbuhkan jiwa sosial dan semangat untuk hidup secara kolektif (berjamaah).
6.   Beri pengertian bahwa tugas para pendakwah dalam menyeru kebaikan tidaklah mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri, amalan besar ini perlu dilakukan oleh sekelompok orang yang punya tujuan dan cita-cita yang sama. Itulah salah satu pentingnya kita hidup berjamaah.
7.   Memunculkan pertanyaan, ‘dengan jamaah mana objek dakwah akan bergabung?’ ini merupakan tahapan yang cukup rumit dan membutuhkan argumentasi dan penjelasan yang meyakinkan.

 Dakwah Fardiyah memoliki 3 (tiga) pendekatan :
1.    Mafhum Da’wi
2.    Mahfum Haraki
3.    Mahfum Tanzhimi
Mafhum Da’wi dalam dakwah fardiyah yaitu : Usaha seorang da’I untuk lebih dekat mengenal mad’u dalam rangka mengajaknya ke jalan Allah. (Baca dan tadabbur Q.S. Al-Fushilat : 33-36).
Mafhum Haraki dalam dakwah Fardiyah yaitu : Menjalin hubungan dengan masyarakat umum, kemudian memilih salah seorangdari mereka untuk membina hubungan lebih erat, dalam rangka menuntunnya kejalan Allah. (Pahami dan renungkan hadits nabi “Kullu Sulaama dst” Riwayat Muslim)
Mafhum Tandzhimi dalam dakwah fardiyah, yaitu : Upaya pengorganisasian terhadap seorang mad’u yang diajak dan dituntun kejalan Allah, Tanzhim tersebut meliputi : taujih (arahan), Tauzif (Penugasan) dan tashnif (Penggolongan).
Urgensi Dakwah Fardiyah.
Betapapun dakwah fardiyah relative lebih kecil skup jangkauannya dan lebih lambat hasil yang diraih sang da'I, tetapi dakwah fardiyah memiliki kelebihan dan urgensi yang perlu dipertimbangkan oleh setiap aktifis dakwah:
1.    Juru dakwah dituntut untuk memiliki skill mendidik, karena pengalaman dan latihannya yang kontinyu dalam melayanai mad'u agar menjadi pribadi muslim yang baik.
2.    Dalam dakwah fardiyah, para pelakunya terdorong untuk meningkatkan bekal berupa pengetahuan dan bekal-bekal dakwah lainnya.
3.    Kegiatan juru dakwah yang dilakukan secara terbuka biasanya terlihat orang banyak, dimana sang da’i diuji keikhlasannya, sedangkan dalam dakwah fardiyah sang da'I tidak nampak oleh orang banyak, berarti ia teruji keikhlasannya, karena ia bekerja tanpa menunggu atau mengharapkan keuntungan material dari orang lain.
4.    Juru dakwah dalam dakwah fardiyah adalah aktifis dakwah dengan segala makna dan penjabarannya, bahkan ia adalah seorang teladan bagi mad’unya.
5.    Mad’u dalam dakwah fardiyah adalah orang-orang pilihan berdasarkan pengetahuan dan ijtihad sang da’i.
6.    Dalam dakwah fardiyah, mad’u mendapat peluang bertanya dan berdialog serta berkonsultasi lebih dekat dan lebih banyak.
7.    Hubungan antara da’i dan mad’u nampak lebih dekat dan harmonis.
8.    Mad’u dalam dakwah fardiyah merasa selalu diperhatikan oleh sang da’i, secara psikologis akan memberikan dampak positif.
9.    Arahan dan bimbingan lebih fokus dan efektif serta efesien (tak perlu biaya) dibanding dakwah umum.
10. Dakwah fardiyah dapat dilakukan dalam segala situasi, kapan dan dimana saja dan dalam setiap peluang dan kesempatan sang da'i.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

free counters

Popular Post

http://www.getpaid4visits.com/index.php?refcode=13099
English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google