Archive for 2012

Ancaman bagi orang yang meninggalkan sholat


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Ancaman bagi orang yang meninggalkan sholat

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
(QS:Ibrahim:40)



Barang siapa melalaikan sholat,
Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan.
Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, tiga siksaan saat bertemu dengan
Allah SWT.

Ketika Malaikat Jibril turun dan berjumpa dengan Rasulullah SAW, ia berkata, “Wahai Muhammad, Allah tidak akan menerima puasa, zakat, haji, sedekah, dan amal saleh seseorang yang meninggalkan sholat. Ia dilaknat di dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Quran. Demi Allah, yang telah mengutusmu sebagai nabi pembawa kebenaran, sesungguhnya orang yang meninggalkan sholat, setiap hari mendapat 1.000 laknat dan murka. Para malaikat melaknatnya dari langit pertama hingga ketujuh.

Orang yang meninggalkan sholat tidak memperoleh minuman dari telaga surga, tidak mendapat syafaatmu, dan tidak termasuk dalam umatmu. Ia tidak berhak dijenguk ketika sakit, diantarkan jenazahnya, diberi salam, diajak makan dan minum. Ia juga tidak berhak memperoleh rahmat Allah.Tempatnya kelak di dasar neraka bersama orang-orang munafik, siksanya akan dilipatgandakan, dan di hari kiamat ketika dipanggil untuk diadili akan datang dengan tangan terikat di lehernya. Para malaikat memukulinya, pintu neraka jahanam akandibukakan baginya, dan ia melesat bagai anak panah ke dalamnya, terjun dengan kepala terlebih dulu, menukik ke tempat Qorun dan Haman di dasar neraka.

Ketika ia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, makanan itu berkata, ‘Wahai musuh Allah, semoga Allah melaknatmu, kamu memakan rezeki Allah namun tidak menunaikan kewajiban-kewajiban dari-Nya.’ Ketahuilah, sesungguhnya bencana yang paling dahsyat, perbuatan yang paling buruk, dan aib yang paling nista adalah kurangnya perhatian terhadap sholat lima waktu, sholat Jumat, dan sholat berjemaah. Padahal, semua itu ibadah-ibadah yang oleh Allah SWT ditinggikan derajatnya, dan dihapuskan dosa-dosa maksiat bagi siapa saja yang menjalankannya.

Orang yang meninggalkan sholat karena urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang penyesalannya. Ia dibenci Allah, dan akan mati dalam keadaan tidak Islam, tinggal di neraka Jahim atau kembali ke neraka Hawiyah.”

Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa meninggalkan sholat hingga terlewat waktunya, lalu mengadanya, ia akan disiksa di neraka selama satu huqub (80 tahun).... Sedangkan ukuran satu hari di akhirat adalah 1.000 tahun di dunia.” Demikian tertulis dalam kitab Majalisul Akbar.

Sementara dalam kitab Qurratul Uyun, Abu Laits Samarqandi menulis sebuah hadis, “Barang siapa meninggalkan sholat fardu dengan sengaja walaupun satu sholat, namanya akan tertulis di pintu neraka yang ia masuki.” Ibnu Abbas berkata, ”Suatu ketika Rasulullah SAW bersabda, ‘Katakanlah, ya Allah, janganlah salah seorang dari kami menjadi orang-orang yang sengsara.’ Kemudian Rasulullah SAW bertanya, ‘Tahukah kamu siapakah mereka itu?’ Para sahabat menjawab, ‘Mereka adalah orang yang meninggalkan sholat. Dalam Islam mereka tidak akan mendapat bagian apa pun’.

Disebutkan dalam hadis lain, barang siapa meninggalkan sholat tanpa alasan yang dibenarkan syariat, pada hari kiamat Allah SWT tidak akan memedulikannya, bahkan Allah SWT akan menyiksanya dengan azab yang pedih. Diriwayatkan, pada suatu hari Rasulullah SAW berkata, ”Katakanlah, ya Allah, janganlah Engkau jadikan seorang pun di antara kami celaka dan diharamkan dari kebaikan.”“Tahukah kalian siapakah orang yang celaka, dan diharamkan dari kebaikan?”“Siapa, ya, Rasulullah?” “Orang yang meninggalkan sholat,” jawab Rasulullah. Dalam hadis yang berhubungan dengan peristiwa Isra Mi'raj, Rasulullah SAW mendapati suatu kaum yang membenturkan batu ke kepala mereka. Setiap kali kepala mereka pecah, Allah memulihkannya seperti sedia kala. Demikianlah mereka melakukannya berulang kali. Lalu, beliau bertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?” “Mereka adalah orang-orang yang kepalanya merasa berat untuk mengerjakan sholat,” jawab Jibril.

Diriwayatkan pula, di neraka Jahanam ada suatu lembah bernama Wail. Andaikan semua gunung di dunia dijatuhkan ke dalamnya akan meleleh karena panasnya yang dahsyat. Wail adalah tempat orang-orang yang meremehkan dan melalaikan sholat, kecuali jika mereka bertobat.
 
Bagi mereka yang memelihara sholat secara baik dan benar, Allah SWT akan memuliakannya dengan lima hal, dihindarkan dari kesempitan hidup, diselamatkan dari siksa kubur, dikaruniai kemampuan untuk menerima kitab catatan amal dengan tangan kanan, dapat melewati jembatan shirathal mustaqim secepat kilat, dan dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab.

Dan barang siapa meremehkan atau melalaikan sholat, Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, dan tiga siksaan saat bertemu dengan Allah SAW.

Adapun enam siksaan yang ditimpakan di dunia adalah dicabut keberkahan umurnya, dihapus tanda kesalehan dari wajahnya (pancaran kasih sayang terhadap sesama), tidak diberi pahala oleh Allah semua amal yang dilakukannya, doanya tidak diangkat ke langit, tidak memperoleh bagian doa kaum salihin, dan tidak beriman ketika roh dicabut dari tubuhnya. Adapun tiga siksaan yang ditimpakan saat meninggal dunia ialah mati secara hina, mati dalam keadaan lapar, dan mati dalam keadaan haus. Andai kata diberi minum sebanyak lautan, ia tidak akan merasa puas.

Sedangkan tiga siksaan yang didapat dalam kubur ialah, kubur mengimpitnya hingga tulang-belulangnya berantakan, kuburnya dibakar hingga sepanjang siang dan malam tubuhnya berkelojotan menahan panas, tubuhnya diserahkan kepada seekor ular bernama Asy-Syujaul Aqra.Kedua mata ular itu berupa api dan kukunya berupa besi, kukunya sepanjang satu hari perjalanan. ”Aku diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyiksamu, karena engkau mengundurkan sholat Subuh hingga terbit matahari, mengundurkan sholat Zuhur hingga Asar, mengundurkan sholat Asar hingga Magrib, mengundurkan sholat Magrib hingga Isya, dan mengundurkan sholat Isya hingga Subuh,” kata ular itu. Setiap kali ular itu memukul, tubuh mayat tersebut melesak 70 hasta, sekitar 3.000 meter, ke dalam bumi. Ia disiksa dalam kubur hingga hari kiamat. Di hari kiamat, di wajahnya akan tertulis kalimat berikut: Wahai orang yang mengabaikan hak-hak Allah, wahai orang yang dikhususkan untuk menerima siksa Allah, di dunia kau telah mengabaikan hak-hak Allah, maka hari ini berputus asalah kamu dari rahmat-Nya. 

Adapun tiga siksaan yang dilakukan ketika bertemu dengan Allah SWT adalah, pertama, ketika langit terbelah, malaikat menemuinya, membawa rantai sepanjang 70 hasta untuk mengikat lehernya. Kemudian memasukkan rantai itu ke dalam mulut dan mengeluarkannya dari duburnya. Kadang kala ia mengeluarkannya dari bagian depan atau belakang tubuhnya. Malaikat itu berkata, ”Inilah balasan bagi orang yang mengabaikan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan Allah.” Ibnu Abas berkata, ”Andai kata satu mata rantai itu jatuh ke dunia, niscaya cukup untuk membakarnya.”
Kedua, Allah tidak memandangnya. Ketiga, Allah tidak menyucikannya, dan ia memperoleh siksa yang amat pedih. Demikianlah ancaman bagi orang-orang yang sengaja melalaikan sholat. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada orang yang bersegera menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya. Amin..

Rasulullah SAW bersabda, “Sembahlah Allah seakan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.” 
(HR Bukhari dan Muslim)

wallahua'lam bishawab

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Kamis, 06 Desember 2012
Posted by ahmad adzkiya

Fadhilah-fadhilah bersedekah


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
 Fadhilah-fadhilah bersedekah :
 Fadhilah sedekah sangatlah banyak. Bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa, obat penyakit, penarik rezeki, dsb.
# Bersegeralah bersedekah, sebab Rasul mengatakan, bala bencana tidak pernah bisa    mendahului sedekah.
 #sedekah juga bisa mendatangkan keridhaan, kasih sayang, dan bantuan Allah.
# Sebagaimana hadits Nabi: “dan Allah senantiasa memberi pertolongan kepada Hamba-Nya selama ia menolong saudaranya”.
#Kita merasa hidup kita sulit, tp pasti ada yang lebih sulit. Terhadap mereka inilah Allah meminta kita memperhatikan mereka jika ingin diperhatikan.
#Matematika #sedekah itu unik. Saat kita memberi apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih banyak lagi.
#sedekah itu rumusnya bertambah, bukan berkurang. Investasi, bukan pengeluaran.
# Surat Al- An’aam ayat 10 menyebutkan: “Barang siapa membawa amal yg baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya.”
# Surat Al-Baqarah ayat 261 juga menyebutkan bahwa harta yg dinafkahkan di jalan Allah akan dikembalikan 700 kali lipat oleh Allah.
# Pengembalian Allah bisa beragam bentuknya, tidak mesti harta, tapi sesuatu yang insya Allah pas untuk kita. Bukalah mata hati untuk melihatnya.
#Semakin banyak bersedekah, semakin banyak pula penggantian dari Allah. Insya Allah.
#Perbanyak amaliyah kita dan kurangi terus maksiat agar harta yang disedekahkan tak sia-sia.
# Semoga Allah memudahkan kita untuk bersedakah, meringankan langkah utk bersedekah, dan balasan dari Allah tak terhalang dosa2 kita.
# Berdoalah agar Allah selalu membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq, dan hidayah-Nya hingga menjadi orang2 yg mengikhlaskan diri kpd Allah.

Cukup sekian smoga dapat bermanfa’at didunia dan akhirat.

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Posted by ahmad adzkiya

Khasiat Ayat Kursi


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Khasiat Ayat Kursi :

 Baca pada saat keluar rumah,
70000 malaikat akan menjagamu dari semua sisi.
Baca saat masuk rumah,
Kemiskinan tidak akan memasuki rumahmu.

 Baca setelah berwudhu,
Derajatmu akan dinaikkan 70 tingkat.

 Baca pada saat tidur,
Malaikat akan menjagamu sepanjang malam.

 Baca setelah sholat,
Maka jarak antara kamu dan surga hanyalah kematian.

Sampaikanlah kepada orang lain,
maka ini akan menjadi Shadaqah Jariyah pada setiap orang yang Anda kirimkan pesan ini. Dan apabila kemudian dia mengamalkannya, maka kamu juga akan ikut mendapat pahalanya sampai hari kiamat...

 Kenapa kita tidur kalau Allah memanggil?
Tapi sanggup tahan mengantuk saat menonton film selama 3 jam?

Kenapa kita bosan saat baca Al-Qur'an?
Melainkan kita lebih rela membaca timeline twitter, wall facebook, novel atau buku lain?

Kenapa kita senang sekali mengabaikan pesan dari Allah?
Tapi kita sanggup memforward pesan yang aneh-aneh?

 Kenapa masjid semakin kecil?
Tapi bar dan club, semakin besar?

Kenapa kita lebih sangat senang menyembah artis?
Tapi sangat susah untuk menemui Allah?

Pikirkan itu

Apakah Anda akan memforward pesan ini?

Apakah Anda akan mengabaikan pesan ini karena takut ditertawakan orang lain?

Allah Berkata: "Jika kamu menyangkal Aku di depan teman-temanmu. Aku akan menyangkal kamu pada saat hari penghakiman."

Ada 2 pilihan untuk Anda:

1. Biarkan di dalam BBM, catatan atau pikiran Anda tanpa bermanfaat untuk orang lain.

2. Anda sebarkan pada semua kenalan anda.
Rasulullah SAW bersabda,

"Barangsiapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkan, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala.

سُبْحَانَ اللّه

Rabu, 05 Desember 2012
Posted by ahmad adzkiya

Macam-macam azab kubur


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Macam-macam azab kubur .


1. Di perlihatkan neraka jahannam.
" Kepada mereka di nampakan neraka pada pagi dan petang
( Ghafir : 46 ).
Dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma
bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
" Sesungguhnya apabila salah seorang di antara kalian meninggal, maka akan ditampakan kepadanya calon penghuni surga, maka ditampakannya surga
bila ia termasuk calon penghuni neraka, maka ditampakan kepadanya neraka, dikatakan padanya: ini calon tempat tinggalmu, hingga Allah subhanahu wa ta'ala membangkitkanmu pada hari kiamat.
( muttafaqun alaih ).

2. Di pukul dengan palu besi.

Dari anas radhiyallahu'anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
" Adapun orang kafir atau munafik, maka kedua malaikat tersebut bertanya kepadanya : Apa jawabanmu tentang orang ini ( Rasulullah saw) dia mengatakan
aku tidak tahu, aku mengatakan apa yang dikatakan orang-orang.
Maka kedua malaikat itu mengatakan" Engkau tidak tahu, engkau tidak membaca ?"
Kemudian ia dipukul dengan palu, dari besi tepat di wajahnya, dia menjerit dengan jeritan yang sangat keras yang di dengar seluruh penduduk bumi kecuali dua golongan : Jin dan manusia
( muttafaqun alaih ).

3. Di sempitkan kuburnya, sampai tulang-tulang rusuknya saling bersilangan dan di datangi teman yang buruk wajahnya dan bau busuknya.

Dalam hadist Al-bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu
yang panjang Rasulullah saw. menceritakan orang kafir setelah meninggal.

" Gelarkanlah untuknya alas tidur dari api neraka, dan bukakanlah untuknya sebuah pintu keneraka,maka uap dan panasnya mengenainya, lalu di sempitkan kuburnya sampai tulang-tulang rusuk berhimpitan.
Kemudian datanglah kepadanya seseorang yang jelek wajahnya, jelek pakaiannya, dan bau busuknya.
Dia berkata" Bergembiralah engkau dengan perkara yang akan menyiksamu, inilah janji yang dahulu di janjikan dengannya
(di dunia).
Maka dia bertanya: 
" Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang datang dengan kejelekan.
Dia menjawab" aku adalah amalanmu yang jelek, maka dia berkata" Wahai rabbku jangan engkau datangkan hari kiamat.
( HR. Ahmad, An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Al-Hakim ).

4 . Di robek-robek mulutnya, dimasukan ke dalam tanur yang dibakar, dipecah kepalanya di atas batu, ada pula yang disiksa di sungai darah, bila mau keluar dari sungai itu di lempari batu pada mulutnya.

Rasulullah saw. berkata kepada Jibril dan Mikail as.
dalam hadits yang panjang:

" Beritahukanlah kepadaku tentang apa yang kau lihat".
Keduanya menjawab" Ya.
" Adapun orang yang kau lihat dirobek mulutnya, dia adalah pendusta.
Dia berbicara dengan kedustaan lalu kedustaan itu di nukil darinya sampai tersebar luas.
Maka ia disiksa dengan siksaan tersebut hingga hari kiamat.
Adapun orang yang engkau lihat di pecah kepalanya, dia adalah orang yang telah Allah ajari Al-Qur'an, namun ia tidur malam( dan tidak bangun untuk shalat malam ).
Pada siang haripun ia tidak mengamalkannya.
Maka dia disiksa dengan siksaan itu hingga hari kiamat.
Adapun yang kau lihat orang yang disiksa dengan tanur, mereka adalah pezina.
Dan adapaun yang engkau lihat di sungai darah, mereka adalah orang yang makan harta dari hasil riba."
( HR. Al-Bukhari no. 1386 dari Jundub bin Samurah radhiyallahu 'anhu ).

5. Di cabik-cabik ular yang besar dan ganas.

Rasulullah saw. bersabda:

" Tiba-tiba aku melihat wanita yang payudara-payudara mereka di cabik-cabik ular yang ganas. Maka aku bertanya " Siapa mereka "?. kemudian malaikat menjawab 
" Mereka adalah para wanita yang tidak mau menyusui anak-anaknya tanpa 
( alasan syar'i ).
( HR. Al-Hakim. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu dalam Jami'ush Shahih berkata: ini hadits Shahih dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu 'anhu ).

Semoga bermanfaat.
Selasa, 27 November 2012
Posted by ahmad adzkiya

Hukum puasa asyuro


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Sebagaian kalangan ada yang mempermasalahkan berpuasa pada hari Sabtu. Terutama jika puasa Arofah, puasa Asyuro atau puasa Syawal bertepatan dengan hari Sabtu. Apakah boleh berpuasa ketika itu? Semoga pembahasan berikut bisa menjawab keraguan yang ada.


Larangan Puasa Hari Sabtu
Mengenai larangan berpuasa pada hari Sabtu disebutkan dalam hadits,
لاَ تَصُومُوا يَوْمَ السَّبْتِ إِلاَّ فِيمَا افْتُرِضَ عَلَيْكُمْ
Janganlah engkau berpuasa pada hari Sabtu kecuali puasa yang diwajibkan bagi kalian.[1] Abu Daud mengatakan bahwa hadits ini mansukh (telah dihapus). Abu Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan.


Beberapa Puasa Ada yang Dilakukan pada Hari Sabtu
Pertama: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering melakukan puasa pada hari Sabtu dan Ahad.
Dari Ummu Salamah, ia berkata,
كان أكثر صومه السبت و الأحد و يقول : هما يوما عيد المشركين فأحب أن أخالفهم
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berpuasa pada hari Sabtu dan Ahad.” Beliau pun berkata, “Kedua hari tersebut adalah hari raya orang musyrik, sehingga aku pun senang menyelisihi mereka.[2]
Kedua: Boleh berpuasa pada Hari Jum’at dan Sabtu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada salah satu istrinya yang berpuasa pada hari Jum’at,
« أَصُمْتِ أَمْسِ » . قَالَتْ لاَ . قَالَ « تُرِيدِينَ أَنْ تَصُومِى غَدًا » . قَالَتْ لاَ . قَالَ « فَأَفْطِرِى »
Apakah kemarin (Kamis) engkau berpuasa?” Istrinya mengatakan, “Tidak.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi, “Apakah engkau ingin berpuasa besok (Sabtu)?” Istrinya mengatakan, “Tidak.” “Kalau begitu hendaklah engkau membatalkan puasamu”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.[3]
Ketiga: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membolehkan berpuasa pada hari Jum’at asalkan diikuti puasa pada hari sesudahnya (hari Sabtu).Dari Abu Hurairah, ia mengatakan,
نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن صوم يوم الجمعة إلا بيوم قبله أو يوم بعده .
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada hari Jum’at kecuali apabila seseorang berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya.”[4] Dan hari sesudah Jum’at adalah hari Sabtu.

Keempat: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak melakukan puasa di bulan Sya’ban dan pasti akan bertemu dengan hari Sabtu.

Kelima: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk melakukan puasa Muharram dan kadangkala bertemu dengan hari Sabtu.

Keenam: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah sebelumnya berpuasa Ramadhan. Ini juga bisa bertemu dengan hari Sabtu.

Ketujuh: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan berpuasa pada ayyamul biid (13, 14, dan 15 Hijriyah) setiap bulannya dan kadangkala juga akan bertemu dengan hari Sabtu.
Dan masih banyak hadits yang menceritakan puasa pada hari Sabtu.[5]
Dari hadits yang begitu banyak (mutawatir), Al Atsrom membolehkan berpuasa pada hari Sabtu. Pakar ‘ilal hadits (yang mengetahui seluk beluk cacat hadits), yaitu Yahya bin Sa’id enggan memakai hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu dan beliau enggan meriwayatkan hadits itu. Ha ini menunjukkan lemahnya (dho’ifnya) hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu.[6]
Murid Imam Ahmad –Al Atsrom dan Abu Daud- menyatakan bahwa pendapat tersebut dimansukh (dihapus). Sedangkan ulama lainnya mengatakan bahwa hadits ini syadz, yaitu menyelisihi hadits yang lebih kuat.[7]
Namun kebanyakan pengikut Imam Ahmad memahami bahwa Imam Ahmad mengambil dan mengamalkan hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu, kemudian mereka pahami bahwa larangan yang dimaksudkan adalah jika puasa hari Sabtu tersebut bersendirian. Imam Ahmad ditanya mengenai berpuasa pada hari Sabtu. Beliau pun menjawab bahwa boleh berpuasa pada hari Sabtu asalkan diikutkan dengan hari sebelumnya.[8]
Kesimpulan:
1.   Ada ulama yang menilai hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu adalah lemah (dho’if) dan hadits tersebut tidak diamalkan. Dari sini, boleh berpuasa pada hari Sabtu.
2.   Sebagian ulama lainnya menilai bahwa hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu adalah jayid (boleh jadi shahih atau hasan). Namun yang mereka pahami, puasa hari Sabtu hanya terlarang jika bersendirian. Bila diikuti dengan puasa sebelumnya pada hari Jum’at, maka itu dibolehkan.[9]


Rincian Berpuasa pada Hari Sabtu
Dari penjelasan di atas, kesimpulan yang paling bagus jika kita mengatakan bahwa puasa hari Sabtu diperbolehkan jika tidak bersendirian. Sangat bagus sekali jika hal ini lebih dirinci lagi. Rincian yang sangat bagus mengenai hal ini telah dikemukakan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin sebagai berikut.
Keadaan pertama: Puasa pada hari Sabtu dihukumi wajib seperti berpuasa pada hari Sabtu di bulan Ramadhan, mengqodho’ puasa pada hari Sabtu, membayar kafaroh (tebusan), atau mengganti hadyu tamattu’ dan semacamnya. Puasa seperti ini tidaklah mengapa selama tidak meyakini adanya keistimewaan berpuasa pada hari tersebut.
Keadaan kedua: Jika berpuasa sehari sebelum hari Sabtu, maka ini tidaklah mengapa. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada salah satu istrinya yang berpuasa pada hari Jum’at,
« أَصُمْتِ أَمْسِ » . قَالَتْ لاَ . قَالَ « تُرِيدِينَ أَنْ تَصُومِى غَدًا » . قَالَتْ لاَ . قَالَ « فَأَفْطِرِى »
Apakah kemarin (Kamis) engkau berpuasa?” Istrinya mengatakan, “Tidak.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi, “Apakah engkau ingin berpuasa besok (Sabtu)?” Istrinya mengatakan, “Tidak.” “Kalau begitu hendaklah engkau membatalkan puasamu”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.[10]
Perkataan beliau “Apakah engkau berpuasa besok (Sabtu)?”, ini menunjukkan bolehnya berpuasa pada hari Sabtu asalkan diikuti dengan berpuasa pada hari Jum’at.
Keadaan ketiga: Berpuasa pada hari Sabtu karena hari tersebut adalah hari yang disyari’atkan untuk berpuasa. Seperti berpuasa pada ayyamul bid (13, 14, 15 setiap bulan Hijriyah), berpuasa pada hari Arofah, berpuasa ‘Asyuro (10 Muharram), berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah sebelumnya berpuasa Ramadhan, dan berpuasa selama sembilan hari di bulan Dzulhijah. Ini semua dibolehkan. Alasannya, karena puasa yang dilakukan bukanlah diniatkan berpuasa pada hari Sabtu. Namun puasa yang dilakukan diniatkan karena pada hari tersebut adalah hari disyari’atkan untuk berpuasa.
Keadaan keempat: Berpuasa pada hari sabtu karena berpuasa ketika itu bertepatan dengan kebiasaan puasa yang dilakukan, semacam berpapasan dengan puasa Daud –sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa-, lalu ternyata bertemu dengan hari Sabtu, maka itu tidaklah mengapa. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan mengenai puasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan dan tidak terlarang berpuasa ketika itu jika memang bertepatan dengan kebiasaan berpuasanya .
Keadaan kelima: Mengkhususkan berpuasa sunnah pada hari Sabtu dan tidak diikuti berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya. Inilah yang dimaksudkan larangan berpuasa pada hari Sabtu, jika memang hadits yang membicarakan tentang hal ini shahih. –Demikian penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin-[11]


Keterangan Al Lajnah Ad Da-imah (Komisi Fatwa di Saudi Arabia) Mengenai Puasa pada Hari Sabtu
Berikut Fatwa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’.
Pertanyaan:
Kebanyakan orang di negeri kami berselisih pendapat tentang puasa di hari Arofah yang jatuh pada hari Sabtu untuk tahun ini. Di antara kami ada  yang berpendapat bahwa ini adalah hari Arofah dan kami berpuasa karena bertemu hari Arofah bukan karena hari Sabtu yang terdapat larangan berpuasa ketika itu. Ada pula sebagian kami yang enggan berpuasa ketika itu karena hari Sabtu adalah hari yang terlarang untuk diagungkan untuk menyelisihi kaum Yahudi. Aku sendiri tidak berpuasa ketika itu karena pilihanku sendiri. Aku pun tidak mengetahui hukum syar’i mengenai hari tersebut. Aku pun belum menemukan hukum yang jelas  mengenai hal ini. Mohon penjelasannya.
Jawaban:
Boleh berpuasa Arofah pada hari Sabtu atau hari lainnya, walaupun tidak ada puasa pada hari sebelum atau sesudahnya, karena tidak ada beda dengan hari-hari lainnya. Alasannya karena puasa Arofah adalah puasa yang berdiri sendiri. Sedangkan hadits yang melarang puasa pada hari Sabtu adalah hadits yang lemah karena mudhtorib dan menyelisihi hadits yang lebih shahih.
Hanya Allah yang memberi taufik. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Yang menandatangani fatwa ini: ‘Abdullah bin Ghodyan sebagai anggota, ‘Abdur Rozaq ‘Afifi sebagai Wakil Ketua, ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz sebagai Ketua.[12]
Demikian pembahasan kami yang singkat ini. Semoga dengan pembahasan ini dapat menghilangkan keraguan yang selama ini ada mengenai berpuasa pada hari Sabtu. Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.


Rabu, 21 November 2012
Posted by ahmad adzkiya
free counters

Popular Post

http://www.getpaid4visits.com/index.php?refcode=13099
English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google