Archive for November 2012

Macam-macam azab kubur


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Macam-macam azab kubur .


1. Di perlihatkan neraka jahannam.
" Kepada mereka di nampakan neraka pada pagi dan petang
( Ghafir : 46 ).
Dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma
bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
" Sesungguhnya apabila salah seorang di antara kalian meninggal, maka akan ditampakan kepadanya calon penghuni surga, maka ditampakannya surga
bila ia termasuk calon penghuni neraka, maka ditampakan kepadanya neraka, dikatakan padanya: ini calon tempat tinggalmu, hingga Allah subhanahu wa ta'ala membangkitkanmu pada hari kiamat.
( muttafaqun alaih ).

2. Di pukul dengan palu besi.

Dari anas radhiyallahu'anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda;
" Adapun orang kafir atau munafik, maka kedua malaikat tersebut bertanya kepadanya : Apa jawabanmu tentang orang ini ( Rasulullah saw) dia mengatakan
aku tidak tahu, aku mengatakan apa yang dikatakan orang-orang.
Maka kedua malaikat itu mengatakan" Engkau tidak tahu, engkau tidak membaca ?"
Kemudian ia dipukul dengan palu, dari besi tepat di wajahnya, dia menjerit dengan jeritan yang sangat keras yang di dengar seluruh penduduk bumi kecuali dua golongan : Jin dan manusia
( muttafaqun alaih ).

3. Di sempitkan kuburnya, sampai tulang-tulang rusuknya saling bersilangan dan di datangi teman yang buruk wajahnya dan bau busuknya.

Dalam hadist Al-bara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu
yang panjang Rasulullah saw. menceritakan orang kafir setelah meninggal.

" Gelarkanlah untuknya alas tidur dari api neraka, dan bukakanlah untuknya sebuah pintu keneraka,maka uap dan panasnya mengenainya, lalu di sempitkan kuburnya sampai tulang-tulang rusuk berhimpitan.
Kemudian datanglah kepadanya seseorang yang jelek wajahnya, jelek pakaiannya, dan bau busuknya.
Dia berkata" Bergembiralah engkau dengan perkara yang akan menyiksamu, inilah janji yang dahulu di janjikan dengannya
(di dunia).
Maka dia bertanya: 
" Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang datang dengan kejelekan.
Dia menjawab" aku adalah amalanmu yang jelek, maka dia berkata" Wahai rabbku jangan engkau datangkan hari kiamat.
( HR. Ahmad, An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Al-Hakim ).

4 . Di robek-robek mulutnya, dimasukan ke dalam tanur yang dibakar, dipecah kepalanya di atas batu, ada pula yang disiksa di sungai darah, bila mau keluar dari sungai itu di lempari batu pada mulutnya.

Rasulullah saw. berkata kepada Jibril dan Mikail as.
dalam hadits yang panjang:

" Beritahukanlah kepadaku tentang apa yang kau lihat".
Keduanya menjawab" Ya.
" Adapun orang yang kau lihat dirobek mulutnya, dia adalah pendusta.
Dia berbicara dengan kedustaan lalu kedustaan itu di nukil darinya sampai tersebar luas.
Maka ia disiksa dengan siksaan tersebut hingga hari kiamat.
Adapun orang yang engkau lihat di pecah kepalanya, dia adalah orang yang telah Allah ajari Al-Qur'an, namun ia tidur malam( dan tidak bangun untuk shalat malam ).
Pada siang haripun ia tidak mengamalkannya.
Maka dia disiksa dengan siksaan itu hingga hari kiamat.
Adapun yang kau lihat orang yang disiksa dengan tanur, mereka adalah pezina.
Dan adapaun yang engkau lihat di sungai darah, mereka adalah orang yang makan harta dari hasil riba."
( HR. Al-Bukhari no. 1386 dari Jundub bin Samurah radhiyallahu 'anhu ).

5. Di cabik-cabik ular yang besar dan ganas.

Rasulullah saw. bersabda:

" Tiba-tiba aku melihat wanita yang payudara-payudara mereka di cabik-cabik ular yang ganas. Maka aku bertanya " Siapa mereka "?. kemudian malaikat menjawab 
" Mereka adalah para wanita yang tidak mau menyusui anak-anaknya tanpa 
( alasan syar'i ).
( HR. Al-Hakim. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu dalam Jami'ush Shahih berkata: ini hadits Shahih dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu 'anhu ).

Semoga bermanfaat.
Selasa, 27 November 2012
Posted by ahmad adzkiya

Hukum puasa asyuro


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Sebagaian kalangan ada yang mempermasalahkan berpuasa pada hari Sabtu. Terutama jika puasa Arofah, puasa Asyuro atau puasa Syawal bertepatan dengan hari Sabtu. Apakah boleh berpuasa ketika itu? Semoga pembahasan berikut bisa menjawab keraguan yang ada.


Larangan Puasa Hari Sabtu
Mengenai larangan berpuasa pada hari Sabtu disebutkan dalam hadits,
لاَ تَصُومُوا يَوْمَ السَّبْتِ إِلاَّ فِيمَا افْتُرِضَ عَلَيْكُمْ
Janganlah engkau berpuasa pada hari Sabtu kecuali puasa yang diwajibkan bagi kalian.[1] Abu Daud mengatakan bahwa hadits ini mansukh (telah dihapus). Abu Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan.


Beberapa Puasa Ada yang Dilakukan pada Hari Sabtu
Pertama: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering melakukan puasa pada hari Sabtu dan Ahad.
Dari Ummu Salamah, ia berkata,
كان أكثر صومه السبت و الأحد و يقول : هما يوما عيد المشركين فأحب أن أخالفهم
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berpuasa pada hari Sabtu dan Ahad.” Beliau pun berkata, “Kedua hari tersebut adalah hari raya orang musyrik, sehingga aku pun senang menyelisihi mereka.[2]
Kedua: Boleh berpuasa pada Hari Jum’at dan Sabtu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada salah satu istrinya yang berpuasa pada hari Jum’at,
« أَصُمْتِ أَمْسِ » . قَالَتْ لاَ . قَالَ « تُرِيدِينَ أَنْ تَصُومِى غَدًا » . قَالَتْ لاَ . قَالَ « فَأَفْطِرِى »
Apakah kemarin (Kamis) engkau berpuasa?” Istrinya mengatakan, “Tidak.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi, “Apakah engkau ingin berpuasa besok (Sabtu)?” Istrinya mengatakan, “Tidak.” “Kalau begitu hendaklah engkau membatalkan puasamu”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.[3]
Ketiga: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membolehkan berpuasa pada hari Jum’at asalkan diikuti puasa pada hari sesudahnya (hari Sabtu).Dari Abu Hurairah, ia mengatakan,
نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن صوم يوم الجمعة إلا بيوم قبله أو يوم بعده .
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada hari Jum’at kecuali apabila seseorang berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya.”[4] Dan hari sesudah Jum’at adalah hari Sabtu.

Keempat: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak melakukan puasa di bulan Sya’ban dan pasti akan bertemu dengan hari Sabtu.

Kelima: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk melakukan puasa Muharram dan kadangkala bertemu dengan hari Sabtu.

Keenam: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah sebelumnya berpuasa Ramadhan. Ini juga bisa bertemu dengan hari Sabtu.

Ketujuh: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan berpuasa pada ayyamul biid (13, 14, dan 15 Hijriyah) setiap bulannya dan kadangkala juga akan bertemu dengan hari Sabtu.
Dan masih banyak hadits yang menceritakan puasa pada hari Sabtu.[5]
Dari hadits yang begitu banyak (mutawatir), Al Atsrom membolehkan berpuasa pada hari Sabtu. Pakar ‘ilal hadits (yang mengetahui seluk beluk cacat hadits), yaitu Yahya bin Sa’id enggan memakai hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu dan beliau enggan meriwayatkan hadits itu. Ha ini menunjukkan lemahnya (dho’ifnya) hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu.[6]
Murid Imam Ahmad –Al Atsrom dan Abu Daud- menyatakan bahwa pendapat tersebut dimansukh (dihapus). Sedangkan ulama lainnya mengatakan bahwa hadits ini syadz, yaitu menyelisihi hadits yang lebih kuat.[7]
Namun kebanyakan pengikut Imam Ahmad memahami bahwa Imam Ahmad mengambil dan mengamalkan hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu, kemudian mereka pahami bahwa larangan yang dimaksudkan adalah jika puasa hari Sabtu tersebut bersendirian. Imam Ahmad ditanya mengenai berpuasa pada hari Sabtu. Beliau pun menjawab bahwa boleh berpuasa pada hari Sabtu asalkan diikutkan dengan hari sebelumnya.[8]
Kesimpulan:
1.   Ada ulama yang menilai hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu adalah lemah (dho’if) dan hadits tersebut tidak diamalkan. Dari sini, boleh berpuasa pada hari Sabtu.
2.   Sebagian ulama lainnya menilai bahwa hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu adalah jayid (boleh jadi shahih atau hasan). Namun yang mereka pahami, puasa hari Sabtu hanya terlarang jika bersendirian. Bila diikuti dengan puasa sebelumnya pada hari Jum’at, maka itu dibolehkan.[9]


Rincian Berpuasa pada Hari Sabtu
Dari penjelasan di atas, kesimpulan yang paling bagus jika kita mengatakan bahwa puasa hari Sabtu diperbolehkan jika tidak bersendirian. Sangat bagus sekali jika hal ini lebih dirinci lagi. Rincian yang sangat bagus mengenai hal ini telah dikemukakan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin sebagai berikut.
Keadaan pertama: Puasa pada hari Sabtu dihukumi wajib seperti berpuasa pada hari Sabtu di bulan Ramadhan, mengqodho’ puasa pada hari Sabtu, membayar kafaroh (tebusan), atau mengganti hadyu tamattu’ dan semacamnya. Puasa seperti ini tidaklah mengapa selama tidak meyakini adanya keistimewaan berpuasa pada hari tersebut.
Keadaan kedua: Jika berpuasa sehari sebelum hari Sabtu, maka ini tidaklah mengapa. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada salah satu istrinya yang berpuasa pada hari Jum’at,
« أَصُمْتِ أَمْسِ » . قَالَتْ لاَ . قَالَ « تُرِيدِينَ أَنْ تَصُومِى غَدًا » . قَالَتْ لاَ . قَالَ « فَأَفْطِرِى »
Apakah kemarin (Kamis) engkau berpuasa?” Istrinya mengatakan, “Tidak.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi, “Apakah engkau ingin berpuasa besok (Sabtu)?” Istrinya mengatakan, “Tidak.” “Kalau begitu hendaklah engkau membatalkan puasamu”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.[10]
Perkataan beliau “Apakah engkau berpuasa besok (Sabtu)?”, ini menunjukkan bolehnya berpuasa pada hari Sabtu asalkan diikuti dengan berpuasa pada hari Jum’at.
Keadaan ketiga: Berpuasa pada hari Sabtu karena hari tersebut adalah hari yang disyari’atkan untuk berpuasa. Seperti berpuasa pada ayyamul bid (13, 14, 15 setiap bulan Hijriyah), berpuasa pada hari Arofah, berpuasa ‘Asyuro (10 Muharram), berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah sebelumnya berpuasa Ramadhan, dan berpuasa selama sembilan hari di bulan Dzulhijah. Ini semua dibolehkan. Alasannya, karena puasa yang dilakukan bukanlah diniatkan berpuasa pada hari Sabtu. Namun puasa yang dilakukan diniatkan karena pada hari tersebut adalah hari disyari’atkan untuk berpuasa.
Keadaan keempat: Berpuasa pada hari sabtu karena berpuasa ketika itu bertepatan dengan kebiasaan puasa yang dilakukan, semacam berpapasan dengan puasa Daud –sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa-, lalu ternyata bertemu dengan hari Sabtu, maka itu tidaklah mengapa. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan mengenai puasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan dan tidak terlarang berpuasa ketika itu jika memang bertepatan dengan kebiasaan berpuasanya .
Keadaan kelima: Mengkhususkan berpuasa sunnah pada hari Sabtu dan tidak diikuti berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya. Inilah yang dimaksudkan larangan berpuasa pada hari Sabtu, jika memang hadits yang membicarakan tentang hal ini shahih. –Demikian penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin-[11]


Keterangan Al Lajnah Ad Da-imah (Komisi Fatwa di Saudi Arabia) Mengenai Puasa pada Hari Sabtu
Berikut Fatwa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’.
Pertanyaan:
Kebanyakan orang di negeri kami berselisih pendapat tentang puasa di hari Arofah yang jatuh pada hari Sabtu untuk tahun ini. Di antara kami ada  yang berpendapat bahwa ini adalah hari Arofah dan kami berpuasa karena bertemu hari Arofah bukan karena hari Sabtu yang terdapat larangan berpuasa ketika itu. Ada pula sebagian kami yang enggan berpuasa ketika itu karena hari Sabtu adalah hari yang terlarang untuk diagungkan untuk menyelisihi kaum Yahudi. Aku sendiri tidak berpuasa ketika itu karena pilihanku sendiri. Aku pun tidak mengetahui hukum syar’i mengenai hari tersebut. Aku pun belum menemukan hukum yang jelas  mengenai hal ini. Mohon penjelasannya.
Jawaban:
Boleh berpuasa Arofah pada hari Sabtu atau hari lainnya, walaupun tidak ada puasa pada hari sebelum atau sesudahnya, karena tidak ada beda dengan hari-hari lainnya. Alasannya karena puasa Arofah adalah puasa yang berdiri sendiri. Sedangkan hadits yang melarang puasa pada hari Sabtu adalah hadits yang lemah karena mudhtorib dan menyelisihi hadits yang lebih shahih.
Hanya Allah yang memberi taufik. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Yang menandatangani fatwa ini: ‘Abdullah bin Ghodyan sebagai anggota, ‘Abdur Rozaq ‘Afifi sebagai Wakil Ketua, ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz sebagai Ketua.[12]
Demikian pembahasan kami yang singkat ini. Semoga dengan pembahasan ini dapat menghilangkan keraguan yang selama ini ada mengenai berpuasa pada hari Sabtu. Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.


Rabu, 21 November 2012
Posted by ahmad adzkiya

Do'a akhir tahun


دُعَاءُ أخِرِ السَّنَةِ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسلَّمَ ……اَللَّهُمَّ مَاعَمِلْتُ فيِ هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِي عَنْهُ فَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَ نَسِيْتُهُ وَلَمْ تَـنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِي وَ دَعَوْتَنِي إِلىَ التَّوْبَةِ بَعْدَ جُرْأَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي أَسْتَـغْفِرُكَ فَاغْفِرْلِي بِفَضْلِكَ.
وَ مَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِي عَلَيْهِ الثَوَابَ فَأَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ يَا كَرِيْمَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ أَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّي وَلاَ تَقْطَعْ رَجَائِي مِنْكَ يَا كَرِيْمَ وَصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحبِهِ وَسَلَّمَ.
Dan semoga rahmat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kami nabi Muhammad serta keluarga dan sahabatnya.
Ya Allah apa yang telah kuperbuat dari perbuatan yang melanggar laranganMu di tahun ini lalu aku belum bertaubat darinya dan engkau belum ridho atasnya dan aku telah lupa namun belum engkau lupakan dan engkau masih bermurah hati padaku padahal engkau kuasa untuk menhukumku lalu engkau memanggilku untuk bertaubat setelah kelancanganku dalam bermaksiat pada-Mu,
Maka sungguh kini aku beristigfar memohon ampunan-Mu….. maka ampunilah dosaku berkat keutamaan-Mu
Dan apa yang telah aku lakukan di tahun ini dari amal yang engkau ridhoi dan  Engkau janjikan pahala untukku karena amal itu maka aku memohon pada-Mu Wahai Dzat yang maha pemurah Yang memiliki keagungan dan kemulyaan, terimalah amal itu dariku jangan  Kau putus harapanku dari-Mu wahai Dzat yang maha pemurah. Semoga rahmat dan salam tetap tercurahkan pada junjungan kami Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya amin.

Selasa, 13 November 2012
Posted by ahmad adzkiya

Kepribadian wanita sholihah


Gambar Menjadi Lebih Baik Wanita Sholehah Belajar Menjadi Wanita Sholehah Berikut langkah-langkah untuk mencapainya 

Berusaha untuk mengembangkan jiwa taqwa kepada Allah SWT serta mentaati sunnah Rasul-Nya.

Berusaha untuk selalu patuh, hormat serta penuh bakti kepada kedua orang tua. Terutama kepada Ibu.

Berusaha merendahkan suara ketika berbicara dengan orang lain.

Berusaha untuk senantiasa menjaga kesopanan dalam bertutur kata dan memilih diam jika berbicara tiada bermanfaat.

Berusaha untuk senantiasa memuliakan akhlak dalam pergaulan sehari-hari.

Berusaha untu senantiasa menutupi aurat serta tidak berlebihan ketika merias wajah.

Berusaha untuk senantiasa menjaga pandangan dari laki-laki yang bukan muhrimnya.

Berusaha untuk senantiasa saling menyayangi antar sesama dan mengedepankan ikatan ukhuwah Islamiyah sesama Muslim.

Berusaha untuk enantiasa hormat kepada yang lebih tua serta menghargai yang lebih muda.

Berusaha untuk menghindari diri dari golongan orang-orang yang suka membicarakan aib serta keburukan orang lain.

Berusaha untuk tidak mempertontonkan perhiasan serta kecantikan fisiknya yang bisa menimbulkan nafsu kaum lelaki.

Dan berusaha untuk lebih banyak mencari ilmu dibanding banyak mengkhayalkan cinta yang belum halal.


Jika langkah-langkah diatas bisa Ukhty jalani dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, maka predikat sebagai Wanita Sholehah sudah layak Ukhty sandang.
Sabtu, 10 November 2012
Posted by ahmad adzkiya

Pahala Membaca Shalawat & 28 Manfaat Membaca Shalawat



إِ نَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
  تَسْلِيمًعَلَيْهِ وَسَلِّمُواا صَلُّوا

“Allah SWT telah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian Allah SWT memerintahkan kepada para malaikat dan orang-orang mukmin agar membaca shalawat kepada Beliau”.( Al- Ahzab/33:56)

Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW mempunyai banyak fungsi antara lain :
1. Sebagai ibadah, karena melaksanakan perintah Allah SWT.
2. Sebagai doa’ atau permohonan semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan keselamatan kepada Nabi Muhammad SAW.
3. Sebagai balas budi orang mukmin kepada Nabi Muhammad SAW.
4. Sebagai ungkapan syukur kepada Rasulullah SAW atas jasa-jasanya kepada umat manusia.
Perjuangan Rasulullah SAW kepada umatnya, pada garis besarnya ialah mengeluarkan manusia dari dlulumat = alam yang gelap gulita. Ilan nur = menuju ke alam yang terang benderang.
Sungguh kita bersyukur karena kita memiliki seorang pemimpin yang namanya terus menerus disebut manusia dalam kebaikan. Rasnya tidak ada waktu sedetik pun orang yang tidak menyebut nama beliau.
Beberapa pahala yang dijanjikan Rasulullah SAW dalam hadits di atas sebagai motivasi agar umatnya senantiasa bershalawat kepadanya.

28 Manfaat Membaca Shalawat:
  1. Melaksanakan perintah Allah SWT.
  2. Diangkat sepurluh derajat atas kedudukannya di sisi Allah SWT.
  3. Dituliskan bagi pembaca shalawat sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh kejelekan.
  4. Memperoleh limpahan rahmat dan kebajikan dari Allah SWT.
  5. Memperoleh kebajikan, mengangkat derajat, menghapus kejahatan, kesalahan dan dosa.
  6. Memperoleh pengakuan kesempurnaan iman bila membacanya 100 kali.
  7. Menjauhkan kerugian, penyesalam dan digolongkan ke dalam golongan orang-orang shaleh.
  8. Mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  9. Memperoleh pahala seperti memerdekakan hamba sahaya.
  10. Memperoleh syafa'at dari Nabi Muhammad SAW.
  11. Memperoleh penyertaan dari malaikat rahmat.
  12. Memperoleh hubungan yang rapat dengan Nabi Muhammad SAW. Sebab jika seseprang bershalawat dan mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad SAW, maka shalawat dan salamnya disampaikan kepada Beliau.
  13. Membuka kesempatan berkomunikasi dengan Nabi SAW dalam keadaan terjaga.
  14. Menghilangkan kesusahan, kegundaham dan melapangkan rezeki.
  15. Melapangkan dada dan hati yang sempit bila seseorang membacanya 100 kali.
  16. Menghapuskan dosa bila seseorang membacanya 3 kali setiap hari.
  17. Menggantikan sedekah bagi orang-orang yang tidak mampu bersedekah.
  18. Melipatgandakan pahala yang diperoleh terutama bila seseorang banyak membaca shalawat di hari Jumat.
  19. Mendekatkan kedudukan kepada Rasulullah SAW di Hari Kiamat.
  20. Menjadikan sebab doa kita diterima dan dikabulkan Allah SWT.
  21. Melepaskan diri dari kebingungan di Hari Kiamat.
  22. Memenuhi stu hak Rasulullah SAW atau memenuhi suatu ibadah yang diwajibkan Nabi SAW kepada umatnya.
  23. Dipandang sebagai seseorang yang mencintai Rasulullah SAW.
  24. Dikabulkan segala hajat atau kebutuhannya.
  25. Membuat orang yang membacanya menjadi ingat atas segala hal yang dilupakannya.
  26. Menghilangkan perasaan pelit.
  27. Menyelamatkan pembacanya dari kejahatan orang yang mendoakan keburukan baginya.
  28. mengundang keberkahan.

Jumat, 09 November 2012
Posted by ahmad adzkiya
free counters

Popular Post

http://www.getpaid4visits.com/index.php?refcode=13099
English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google